Sabtu, 02 Januari 2016

Makalah Tafsir Tarbawy " Optimisme Umat Beriman : Kajian QS. An Nur ayat 55 "



KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil’alamin ....
Puji dan syukur penyusun  panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini .
            Makalah berjudul   Kajian Tafsir QS. An-Nur : 55 tentang Optimisme Umat Beriman  ini saya susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah  Tafsir Tarbawy yang diampu oleh Dr. H. Nurodin Usman, Lc, M.A.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun tak lepas dari bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak yang tidak mungkin penyusun sebutkan satu per satu . Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih serta mendoakan Jazakumullahu khoiron katsiro,  Jazakumullah akhsanul jaza’.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang membangun demi tersusunnya makalah yang sempurna. Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat .
Nashrun Minallah Wa Fatkhun Qorieb ...



Penyusun









DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ..........................................................................................................  1   
Daftar Isi                                                                                                                      2

BAB I : Pendahuluan
A.    Latar Belakang ..............................................................................................  3
B.    Rumusan Masalah .........................................................................................  4
C.    Tujuan ............................................................................................................  4

BAB II : Pembahasan
A.    Redaksi Ayat dan Terjemahnya ....................................................................  5
B.    Kajian Teori Menurut Ustad Abu Bakar Ba’asyir .........................................  8
C.    Kajian Tafsir Ibnu Katsir ...............................................................................  9
D.    Analisis Singkat antara Kajian Teori dan Tafsir ............................................  10

BAB III : Penutup
A.    Simpulan ........................................................................................................  11

Daftar Pustaka ..........................................................................................................  13



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Masyarakat Indonesia saat ini sudah dapat dikatakan sebagai masyarakat yang merdeka, akan tetapi belum dapat dikatakan sebagai masyarakat yang bebas akan ketertindasan, keterpurukan, kemiskinan, kebodohan dan lain sebagainya. Mengapa bisa demikian? Semua itu tidak lepas dari faktor dalam diri manusia itu sendiri.
Sekarang marilah kita lihat masyarakat di belahan dunia lain seperti Jepang, Amerika dan negara-negara lainnya. Jepang adalah Negara yang kuat dengan segala kekayaan, intelektual dan teknologinya. Jepang pada jaman dahulu merupakan negara penjajah, namun pada akhirnya harus menyerah kepada negara penjajah dari barat karena hancurnya Nagasaki dan Hiroshima. Namun karena semangat dan optimisme yang kuat, Negara itu mampu berdiri kembali dengan tegak dan penuh keyakinan.
Optimisme merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan seseorang untuk menjalani hidupnya. Optimisme dapat menjadi kendaraan seseorang untuk menuju kesuksesan dan bahkan juga dapat menjadi kendaraan seseorang untuk menuju kepada ridho Allah SWT.
Pada umumnya, umat islam memiliki harapan dan  keyakinan. Nah, keselarasan antara harapan dan keyakinan akan tercapainya harapan tersebut, itulah yang disebut dengan optimisme.
Umat islam tidak akan lepas oleh berbagai macam konsekuensi kehidupan, seperti penderitaan, kesedihan, kesulitan dan lain sebagainya. Umat islam juga tak akan lepas dari kegembiraan, kebahagiaan, kesenangan dan semacamnya. Dalam menjalani berbagai bayangan perasaan tersebut, umat islam tak lepas dari pertolongan Allah SWT. Itu merupakan sebuah keniscayan.
Untuk mendapatkan pertolongan dari Allah SWT, sebagai umat islam kita harus berusaha dengan segala keyakinan, disertai dengan do’a dan tawakkal kepada Allah SWT. Optimis salah satu kunci dalam setiap kesuksesan dan kemenangan. Seperti dalam cerita sejarah islam, Dalam berbagai medan peperangan pasukan muslim senantiasa kalah dalam hal kekuatan seperti jumlah tentara, fasilitas persenjataan, medis, dan sebagainya. Tetapi sejarah mencatat hampir di setiap peperangan selalu saja pasukan muslim meraih kemenangan. Jumlah pasukan yang sedikit sepertinya bukan menjadi penghalang bagi para mujahid dalam menaklukkan tentara tentara lawan. Sebut saja perang badar, uhud, Al Qodisiyah, penaklukan konstantinopel, Jerusalem semua bukti sejarah akan kejayaan mujahid islam dengan kemampuan yang jauh lebih kecil mampu mengalahkan kekuatan perang yang luar biasa besar.

                                                                                     
B.     RUMUSAN MASALAH
1.    Apakah yang dimaksud dengan optimisme umat beriman ?
2.    Apakah yang menjadi dalil dari anjuran optimisme umat beriman ?
3.    Bagaimana kajian teori mengenai optimisme umat beriman menurut Ustad Abu Bakar Ba’asyir ?
4.    Bagaimana kajian tafsir ayat tentang optimism umat beriman menurut Ibnu Katsir ?
5.    Bagaimana analisis keterkaitan antara kajian teori dengan kajian tafsir ayat mengenai  optimisme umat beriman ?

C.    TUJUAN PENULISAN
1.    Memahami pengertian dan makna optimisme umat beriman.
2.    Memahami tafsir QS. An Nur ayat 55 mengenai optimisme umat beriman.
3.    Mampu mengkaji dan menganalisis tafsir QS. An Nur ayat 55.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Redaksi Ayat dan Terjemahnya
1.      QS. An-Nur ayat 55
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (٥٥)
2.      Terjemah QS. An-Nur ayat 55
“ Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam). Dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik “



3.      Mufrodat
وَعَدَ اللَّهُ : Allah telah menjanjikan
الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ : ( kepada ) orang-orang yang beriman diantaramu
وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ : dan mengerjakan amal saleh
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ : bahwa Dia  sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
فِي الأرْضِ : di bumi
كَمَا اسْتَخْلَفَ : sebagaimana Dia telah menjadikan berkuasa
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ : orang-orang dari sebelum mereka
وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ : dan  Dia akan meneguhkan bagi mereka
دِينَهُمُ : agama mereka ( islam )
الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ : yang telah Dia ridhai untuk mereka
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ : dan Dia akan mengubah (keadaan) mereka
مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ : dari setelah ketakutan
أَمْنًا : ( menjadi ) aman sentosa
يَعْبُدُونَنِي : Mereka tetap menyembah-Ku
لا يُشْرِكُونَ : dengan tidak mempersekutukan-Ku
بِي شَيْئًا : dengan sesuatu pun
وَمَنْ كَفَرَ : dan barang siapa kafir
بَعْدَ ذَلِكَ : setelah (janji) itu
فَأُولَئِكَ هُمُ: maka mereka itulah
الْفَاسِقُونَ : orang-orang yang fasiq







B.     Kajian Teori  Menurut Ustad Abu Bakar Ba’asyir
1.      Dia ( Allah )  menjanjikan kepada orang yang beriman dan beramal saleh dari umat ini, bahwa Dia akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, mereka akan menjadi khalifah-khalifah-Nya disana dan yang mengatur segala urusannya.
2.      Dan bahwa Dia ( Allah ) akan meneguhkan agama yang Dia ridhai untuk mereka, yaitu Islam dan mereka akan dapat menegakkan perintah-perintah dalam agama ini dan menegakkan syariat-syariat-Nya yang sebelumnya dihalangi.
3.      Oleh karena itu, ketika generasi pertama umat ini beriman dan beramal saleh dengan benar, maka Allah memberikan kekuasaan kepada mereka untuk menguasai negeri dan rakyatnya, mereka berhasil menaklukkan negeri yang berada di bagian timur maupun di bagian barat.
4.      Hal ini termasuk ayat-ayat Allah yang mengagumkan dan jelas, dan hal ini akan tetap ada sampai hari kiamat selama mereka beriman dan beramal saleh, oleh karenanya apa yang dijanjikan Allah akan terwujud.
5.      Dia ( Allah )  memberikan kekuasaan kepada kaum kafir dan munafik adalah sebagai giliran untuk mereka dalam sebagian waktu dan tidak lama disebabkan kaum muslimin tidak memperhatikan kualitas iman dan amal saleh.
6.      Ulama empat mazhab juga telah menyatakan bahwa tegaknya khilafah islamiyah adalah janji Allah SWT kepada orang-orang mukmin.
7.      Ini berarti bahwa khilafah islamiyah pasti akan ditegakkan atas izin Allah SWT. Seorang muslim wajib mengimani bahwa khilafah islamiyah pasti akan tegak kembali. Seorang muslim tidak diperkenankan sama sekali menyatakan bahwa perjuangan menegakkan kembali khilafah islamiyah adalah perjuangan utopis, khayalan, mustahil, romantisme sejarah dan lain sebagainya.
8.      Siapa saja yang mengingkari dan meragukan janji Allah maka akidahnya telah rusak dan pasti akan binasa.

C.    Kajian Tafsir Menurut Ibnu Katsir
1.      Disebutkan bahwa QS An.Nur ayat 55 ini turun kepada Rasulullah SAW dikarenakan keluh kesah sebagian sahabat beliau pada beberapa kejadian memilukan yang menimpa mereka dari pihak musuh, berupa rasa takut yang mencekam dan teror, berupa gangguan dan hal-hal menyusahkan yang mereka jumpai karena kejadian-kejadian memilukan tersebut.
2.      Disebutkan bahwa para Sahabat Rasulullah SAW berangan-angan untuk menguasai Makkah (yang saat itu tengah dikuasai oleh orang-orang musyrik), maka Allah menurunkan ayat ini sebagai kabar gembira.
3.      Dalam ayat yang mulia ini, sebenarnya terdapat sumpah Allah yang tersirat dari ungkapan “layastakhlifannahum….dst” yang diistilahkan oleh pakar bahasa al-Qur’an sebagai jawâbul-qasm (jawaban sumpah). Lalu apa sumpah Allah tersebut ?. Dia bersumpah akan menjadikan orang-orang yang beriman dan beramal shalih sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi yang akan mengatur dunia dengan syari’at-Nya.
4.      Namun janji Allah tersebut ada syaratnya. Dalam ayat yang agung ini, setidaknya disebutkan ada 3 syarat yang harus terpenuhi agar janji-janji Allah di atas bisa terwujud yaitu pertama : iman dan amal shalih, kedua : beribadah hanya untuk Allah (tauhid), dan ketiga :  menjauhi syirik dengan segala ragamnya, termasuk beramal dengan maksud selain Allah.
5.      Kemudian barangsiapa yang kufur nikmat (dengan meninggalkan syarat-syarat di atas) setelah anugerah kejayaan dan keamanan umat tersebut diraih, maka merekalah orang-orang yang fasik, yang telah keluar dari ketaatan kepada Allah dan telah berbuat kerusakan.


D.    Analisis Singkat antara Kajian Teori dan Kajian Tafsir
1.      Dijelaskan dalam kajian menurut Ustad Abu Bakar Ba’asyir secara umum bahwasanya ayat ini termasuk janji-janji Allah yang benar; yang kenyataannya dapat disaksikan, Dia ( Allah ) menjanjikan kepada orang yang beriman dan beramal saleh dari umat ini, bahwa Dia akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, mereka akan menjadi khalifah-khalifahnya di sana dan yang mengaturnya. Sedangkan dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan lagi sebagai penekanan yaitu sumpah Allah yang tersirat dari ungkapan “layastakhlifannahum….dst” yang diistilahkan oleh pakar bahasa al-Qur’an sebagai jawâbul-qasm (jawaban sumpah). Lalu apa sumpah Allah tersebut ?. Dia bersumpah akan menjadikan orang-orang yang beriman dan beramal shalih sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi yang akan mengatur dunia dengan syari’at-Nya.
2.      Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ada 3 syarat yang harus terpenuhi agar janji-janji Allah di atas bisa terwujud: pertama; iman dan amal shalih, kedua; beribadah hanya untuk Allah (tauhid), dan ketiga; menjauhi syirik dengan segala ragamnya, termasuk beramal dengan maksud selain Allah, begitu pula disinggung dalam tafsir menurut Ustad Abu Bakar Ba’asyir yaitu pernyataan : “ Oleh karena itu, ketika generasi pertama umat ini beriman dan beramal saleh dengan benar, maka Allah memberikan kekuasaan kepada mereka untuk menguasai negeri dan rakyatnya, mereka berhasil menaklukkan negeri yang berada di bagian timur maupun di bagian barat “.






BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
      Optimis merupakan keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam islam. Dengan sikap optimis,seseoarng akan bersemangat dalam menjalani kehidupan,baik demi kehidupan di dunia maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat kelak. Sebagai orang beriman maka kita harus bersikap optimis, jangan sampai bersikap pesimis dan penakut. Al-Qur’ân menegaskan bahwa penyebab utama rasa takut yang merasuki orang-orang yang tidak beriman kepada Allâh adalah semata-mata karena kesyirikan mereka. Allâh berfirman:
سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ
“Kami akan campakkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir, disebabkan mereka telah berbuat syirik kepada Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak pernah menurunkan keterangan tentangnya. Tempat kembali mereka adalah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal bagi orang-orang yang zhalim.” [QS. Ali ‘Imran: 151]
نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ عَلَى الْعَدُوِّ
“Aku (Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam) ditolong (oleh Allah dengan dicampakkannya rasa takut di hati) musuh-musuhku.” [Shahih Muslim no. 523]
Maka jangan sampai kondisi tersebut berbalik justru menimpa kita, gara-gara kesyirikan yang tumbuh marak di tengah-tengah kaum muslimin.
      Janji Allah dalam ayat ini akan senantiasa berlaku sampai hari kiamat, selama mereka (kaum muslimin) menegakkan iman dan amal shalih, beribadah hanya untuk Allah (tauhid) dan menjauhi syirik maka dengan mudah diraihnya apa yang telah dijanjikan Allah tersebut.
      Kemenangan orang-orang kafir dan munafik pada sebagian masa, serta berkuasanya mereka di atas kaum muslimin, tidak lain disebabkan oleh pelanggaran kaum muslimin dalam iman dan amal shalih kepada Allah.
      Marilah berprasangka baik terhadap ketentuan Allah dan menanamkan sikap optimis dalam dada-dada kaum muslimin. Karena pada akhirnya roda kejayaan akan kembali digengam ditangan kaum muslimin.
     Amien Ya Rabbal Alamien…












DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahnya. Yayasan As-Shofwa: Jakarta

Kitab Tafsir Al-quran Ibnu Katsir






Tidak ada komentar:

Posting Komentar