KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil’alamin ....
Puji dan syukur penyusun
panjatkan ke hadirat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya, penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini .
Makalah berjudul “ Kajian Tafsir QS. An-Nur : 55 tentang
Optimisme Umat Beriman “ ini saya susun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawy yang diampu
oleh Dr. H. Nurodin Usman, Lc, M.A.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun tak lepas dari
bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak yang tidak mungkin
penyusun sebutkan satu per satu . Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima
kasih serta mendoakan Jazakumullahu
khoiron katsiro, Jazakumullah
akhsanul jaza’.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang membangun demi
tersusunnya makalah yang sempurna. Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat .
Nashrun Minallah Wa Fatkhun Qorieb
...
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .......................................................................................................... 1
Daftar Isi 2
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang .............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................ 4
BAB II : Pembahasan
A. Redaksi Ayat dan Terjemahnya .................................................................... 5
B. Kajian Teori Menurut Ustad Abu
Bakar Ba’asyir ......................................... 8
C. Kajian Tafsir Ibnu Katsir ............................................................................... 9
D. Analisis Singkat antara Kajian
Teori dan Tafsir ............................................ 10
BAB III : Penutup
A. Simpulan ........................................................................................................ 11
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat Indonesia saat ini sudah
dapat dikatakan sebagai masyarakat yang merdeka, akan tetapi belum dapat
dikatakan sebagai masyarakat yang bebas akan ketertindasan, keterpurukan,
kemiskinan, kebodohan dan lain sebagainya. Mengapa bisa demikian? Semua itu tidak lepas dari faktor dalam diri manusia itu sendiri.
Sekarang marilah kita lihat masyarakat di belahan dunia lain
seperti Jepang, Amerika dan negara-negara lainnya. Jepang adalah Negara yang kuat dengan
segala kekayaan, intelektual dan teknologinya. Jepang pada jaman dahulu
merupakan negara
penjajah, namun pada akhirnya harus menyerah kepada negara penjajah dari barat karena
hancurnya Nagasaki dan Hiroshima. Namun karena semangat dan optimisme yang
kuat, Negara itu mampu berdiri kembali dengan tegak dan penuh keyakinan.
Optimisme merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan dan
kemajuan seseorang untuk menjalani hidupnya. Optimisme dapat menjadi kendaraan
seseorang untuk menuju kesuksesan dan bahkan juga dapat menjadi kendaraan
seseorang untuk menuju kepada ridho Allah SWT.
Pada umumnya, umat islam memiliki harapan dan
keyakinan. Nah, keselarasan antara harapan dan keyakinan akan tercapainya
harapan tersebut, itulah yang disebut dengan optimisme.
Umat islam tidak akan lepas oleh berbagai macam konsekuensi
kehidupan, seperti penderitaan, kesedihan, kesulitan dan lain sebagainya. Umat
islam juga tak akan lepas dari kegembiraan, kebahagiaan, kesenangan dan
semacamnya. Dalam menjalani berbagai bayangan perasaan tersebut, umat islam tak
lepas dari pertolongan Allah SWT. Itu merupakan sebuah keniscayan.
Untuk mendapatkan pertolongan dari Allah SWT, sebagai umat
islam kita harus berusaha dengan segala keyakinan, disertai dengan do’a dan
tawakkal kepada Allah SWT. Optimis salah satu kunci dalam setiap
kesuksesan dan kemenangan. Seperti
dalam cerita sejarah islam, Dalam berbagai medan peperangan pasukan
muslim senantiasa kalah dalam hal kekuatan seperti jumlah tentara, fasilitas
persenjataan, medis, dan sebagainya. Tetapi sejarah mencatat hampir di setiap
peperangan selalu saja pasukan muslim meraih kemenangan. Jumlah pasukan yang
sedikit sepertinya bukan menjadi penghalang bagi para mujahid dalam menaklukkan
tentara tentara lawan. Sebut saja perang badar, uhud, Al Qodisiyah, penaklukan
konstantinopel, Jerusalem semua bukti sejarah akan kejayaan mujahid islam
dengan kemampuan yang jauh lebih kecil mampu mengalahkan kekuatan perang yang
luar biasa besar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan optimisme umat beriman ?
2. Apakah yang menjadi dalil dari anjuran optimisme umat beriman ?
3. Bagaimana kajian teori mengenai optimisme umat beriman menurut Ustad Abu Bakar Ba’asyir ?
4. Bagaimana kajian tafsir ayat tentang optimism
umat beriman menurut Ibnu Katsir ?
5. Bagaimana analisis keterkaitan antara kajian
teori dengan kajian tafsir ayat mengenai optimisme umat
beriman ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami pengertian dan makna optimisme umat beriman.
2. Memahami tafsir QS. An Nur ayat 55 mengenai optimisme umat beriman.
3. Mampu mengkaji dan menganalisis tafsir QS. An Nur ayat 55.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Redaksi Ayat dan Terjemahnya
1.
QS. An-Nur ayat 55
وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ
مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ
كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (٥٥)
2.
Terjemah QS. An-Nur ayat 55
“ Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu
yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam). Dan Dia benar-benar akan
mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.
Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun.
Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik “
3.
Mufrodat
وَعَدَ
اللَّهُ : Allah telah menjanjikan
الَّذِينَ
آمَنُوا مِنْكُمْ : ( kepada ) orang-orang yang beriman diantaramu
وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ : dan mengerjakan amal saleh
لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ : bahwa Dia sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa
فِي
الأرْضِ : di
bumi
كَمَا
اسْتَخْلَفَ : sebagaimana
Dia telah menjadikan berkuasa
الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِهِمْ : orang-orang dari sebelum mereka
وَلَيُمَكِّنَنَّ
لَهُمْ : dan Dia akan meneguhkan bagi mereka
دِينَهُمُ : agama mereka ( islam )
الَّذِي
ارْتَضَى لَهُمْ : yang
telah Dia ridhai untuk mereka
وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ : dan Dia akan mengubah (keadaan) mereka
مِنْ
بَعْدِ خَوْفِهِمْ : dari
setelah ketakutan
أَمْنًا : ( menjadi ) aman sentosa
يَعْبُدُونَنِي : Mereka tetap menyembah-Ku
لا
يُشْرِكُونَ : dengan tidak mempersekutukan-Ku
بِي
شَيْئًا : dengan
sesuatu pun
وَمَنْ
كَفَرَ : dan
barang siapa kafir
بَعْدَ
ذَلِكَ : setelah
(janji) itu
فَأُولَئِكَ
هُمُ: maka
mereka itulah
الْفَاسِقُونَ :
orang-orang yang fasiq
B.
Kajian Teori Menurut Ustad
Abu Bakar Ba’asyir
1.
Dia ( Allah ) menjanjikan kepada orang yang beriman dan
beramal saleh dari umat ini, bahwa Dia akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
mereka akan menjadi khalifah-khalifah-Nya disana dan yang mengatur segala
urusannya.
2.
Dan bahwa Dia ( Allah ) akan meneguhkan agama yang Dia
ridhai untuk mereka, yaitu Islam dan mereka akan dapat menegakkan
perintah-perintah dalam agama ini dan menegakkan syariat-syariat-Nya yang
sebelumnya dihalangi.
3.
Oleh karena itu, ketika generasi pertama umat ini beriman
dan beramal saleh dengan benar, maka Allah memberikan kekuasaan kepada mereka
untuk menguasai negeri dan rakyatnya, mereka berhasil menaklukkan negeri yang
berada di bagian timur maupun di bagian barat.
4.
Hal ini termasuk ayat-ayat Allah yang mengagumkan dan jelas,
dan hal ini akan tetap ada sampai hari kiamat selama mereka beriman dan beramal
saleh, oleh karenanya apa yang dijanjikan Allah akan terwujud.
5. Dia ( Allah ) memberikan kekuasaan kepada kaum kafir dan
munafik adalah sebagai giliran untuk mereka dalam sebagian waktu dan tidak lama
disebabkan kaum muslimin tidak memperhatikan kualitas iman dan amal saleh.
6.
Ulama empat mazhab juga telah menyatakan
bahwa tegaknya khilafah islamiyah adalah janji Allah SWT kepada orang-orang mukmin.
7.
Ini berarti bahwa khilafah islamiyah pasti akan ditegakkan
atas izin Allah SWT. Seorang muslim wajib mengimani bahwa khilafah islamiyah pasti akan tegak
kembali. Seorang muslim tidak diperkenankan sama sekali menyatakan bahwa perjuangan
menegakkan kembali khilafah islamiyah adalah perjuangan utopis, khayalan, mustahil,
romantisme sejarah dan lain sebagainya.
8.
Siapa saja yang mengingkari dan meragukan janji Allah maka
akidahnya telah rusak dan pasti akan binasa.
C.
Kajian Tafsir Menurut Ibnu Katsir
1.
Disebutkan bahwa QS An.Nur ayat 55 ini turun kepada Rasulullah
SAW dikarenakan keluh kesah sebagian sahabat beliau pada beberapa kejadian
memilukan yang menimpa mereka dari pihak musuh, berupa rasa takut yang mencekam
dan teror, berupa gangguan dan hal-hal menyusahkan yang mereka jumpai karena
kejadian-kejadian memilukan tersebut.
2.
Disebutkan bahwa para Sahabat Rasulullah SAW berangan-angan
untuk menguasai Makkah (yang saat itu tengah dikuasai oleh orang-orang
musyrik), maka Allah menurunkan ayat ini sebagai kabar gembira.
3.
Dalam ayat yang mulia ini, sebenarnya terdapat sumpah Allah
yang tersirat dari ungkapan “layastakhlifannahum….dst” yang diistilahkan
oleh pakar bahasa al-Qur’an sebagai jawâbul-qasm (jawaban sumpah). Lalu
apa sumpah Allah tersebut ?. Dia bersumpah akan menjadikan orang-orang yang
beriman dan beramal shalih sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi yang akan
mengatur dunia dengan syari’at-Nya.
4. Namun janji Allah tersebut ada
syaratnya. Dalam ayat yang agung ini, setidaknya disebutkan ada 3 syarat yang
harus terpenuhi agar janji-janji Allah di atas bisa terwujud yaitu pertama :
iman dan amal shalih, kedua : beribadah hanya untuk Allah (tauhid), dan ketiga
: menjauhi syirik dengan segala
ragamnya, termasuk beramal dengan maksud selain Allah.
5.
Kemudian barangsiapa yang kufur nikmat (dengan meninggalkan
syarat-syarat di atas) setelah anugerah kejayaan dan keamanan umat tersebut
diraih, maka merekalah orang-orang yang fasik, yang telah keluar dari ketaatan
kepada Allah dan telah berbuat kerusakan.
D.
Analisis Singkat antara Kajian Teori dan Kajian Tafsir
1.
Dijelaskan
dalam kajian menurut Ustad Abu Bakar Ba’asyir secara umum bahwasanya ayat ini termasuk janji-janji Allah
yang benar; yang kenyataannya dapat disaksikan, Dia ( Allah ) menjanjikan
kepada orang yang beriman dan beramal saleh dari umat ini, bahwa Dia akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, mereka akan menjadi khalifah-khalifahnya di sana dan
yang mengaturnya. Sedangkan dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan lagi sebagai
penekanan yaitu sumpah Allah yang tersirat dari ungkapan “layastakhlifannahum….dst”
yang diistilahkan oleh pakar bahasa al-Qur’an sebagai jawâbul-qasm
(jawaban sumpah). Lalu apa sumpah Allah tersebut ?. Dia bersumpah akan
menjadikan orang-orang yang beriman dan beramal shalih sebagai khalifah
(penguasa) di muka bumi yang akan mengatur dunia dengan syari’at-Nya.
2.
Dalam
tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ada 3 syarat yang harus terpenuhi agar janji-janji Allah di
atas bisa terwujud: pertama; iman dan amal shalih, kedua; beribadah hanya untuk
Allah (tauhid), dan ketiga; menjauhi syirik dengan segala ragamnya, termasuk
beramal dengan maksud selain Allah, begitu pula disinggung dalam tafsir menurut
Ustad Abu Bakar Ba’asyir yaitu pernyataan : “ Oleh karena itu, ketika generasi
pertama umat ini beriman dan beramal saleh dengan benar, maka Allah memberikan kekuasaan
kepada mereka untuk menguasai negeri dan rakyatnya, mereka berhasil menaklukkan
negeri yang berada di bagian timur maupun di bagian barat “.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Optimis merupakan keyakinan diri dan
salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam islam. Dengan sikap
optimis,seseoarng akan bersemangat dalam menjalani kehidupan,baik demi
kehidupan di dunia maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat kelak. Sebagai
orang beriman maka kita harus bersikap optimis, jangan sampai bersikap pesimis
dan penakut. Al-Qur’ân menegaskan bahwa penyebab utama rasa takut yang merasuki
orang-orang yang tidak beriman kepada Allâh adalah semata-mata karena
kesyirikan mereka. Allâh berfirman:
سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا
أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ
وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ
“Kami akan
campakkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir, disebabkan mereka telah
berbuat syirik kepada Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak pernah
menurunkan keterangan tentangnya. Tempat kembali mereka adalah neraka; dan
itulah seburuk-buruk tempat tinggal bagi orang-orang yang zhalim.” [QS. Ali
‘Imran: 151]
نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ عَلَى الْعَدُوِّ
“Aku
(Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam) ditolong (oleh Allah dengan
dicampakkannya rasa takut di hati) musuh-musuhku.” [Shahih Muslim no. 523]
Maka
jangan sampai kondisi tersebut berbalik justru menimpa kita, gara-gara
kesyirikan yang tumbuh marak di tengah-tengah kaum muslimin.
Janji Allah dalam ayat ini akan
senantiasa berlaku sampai hari kiamat, selama mereka (kaum muslimin) menegakkan
iman dan amal shalih, beribadah hanya untuk Allah (tauhid) dan menjauhi syirik
maka dengan mudah diraihnya apa yang telah dijanjikan Allah tersebut.
Kemenangan orang-orang kafir dan munafik
pada sebagian masa, serta berkuasanya mereka di atas kaum muslimin, tidak lain
disebabkan oleh pelanggaran kaum muslimin dalam iman dan amal shalih kepada
Allah.
Marilah berprasangka baik terhadap
ketentuan Allah dan menanamkan sikap optimis dalam dada-dada kaum muslimin.
Karena pada akhirnya roda kejayaan akan kembali digengam ditangan kaum
muslimin.
Amien Ya Rabbal
Alamien…
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan
terjemahnya. Yayasan As-Shofwa: Jakarta
Kitab Tafsir Al-quran Ibnu Katsir
Hariyato,
Muhsin. Optimisme. http://www.slideshare.net/suarapenasp/optimisme-5349761
Tidak ada komentar:
Posting Komentar